Saturday, June 07, 2014

Mengapa aku mengeteh dengan rakan-rakan?



Mengapa aku mengeteh dengan rakan-rakan?

FIRST THING FIRST

Seorang professor berdiri di depan murid – muridnya disertai beberapa perlengkapan mengajar.

Ketika memulai pelajaran, tanpa berbicara, dia mengeluarkan sebuah jug besar yang kosong, lantas dia memenuhinya dengan batu. Kemudian dia bertanya kepada murid – muridnya, “Apakah jug ini sudah penuh?”. Para murid serempak menjawab, “Ya”.

Kemudian dia mengambil sebuah kotak yang berisi batu kecil, dan menumpahkannya ke dalam jug, lantas menggoyangkannya dengan keras sehingga batu kecil itu mengisi ruang – ruang kosong di antara batu – batu itu. Kemudian professor ini kembali bertanya, “Apakah jug ini sudah penuh?”. Para murid serentak menjawab dengan jawaban yang sama, bahwa jug itu memang sudah penuh.

Setelah itu, dia mengambil kotak kecil yang berisi pasir dan menuangkannya ke dalam jug. Sudah pasti, pasir itu memenuhi ruang – ruang kosong dari jug itu. Berikutnya, dia bertanya lagi kepada murid – muridnya dengan pertanyaan yang sama. Mereka melontarkan jawapan yang sama bahwa jug itu sudah penuh.

Sesudah itu sang professor mengeluarkan secangkir kopi dan menuangkan seluruh isinya ke dalam jug itu. Setelah itu, sang professor segera mengatakan, “Sekarang aku ingin kalian mengetahui, apa makna di balik simulasi ini.”

Sesungguhnya, jug ini menggambarkan kehidupan setiap orang dari kalian. Batu – batu itu menggambarkan perkara – perkara pokok dalam kehidupanmu, iaitu : Agamamu, teman – temanmu, kesehatanmu, keluargamu, dan akhlakmu. Saat kau kehilangan sesuatu tapi masih memilikinya, kau masih akan tetap hidup.

Adapun batu kecil mencerminkan perkara – perkara yang penting dalam kehidupanmu, baik yang berkaitan pekerjaan, tempat tinggal, maupun kendaraanmu.

Sedangkan pasir mencerminkan hal – hal yang lainnya, atau boleh kita katakan : perkara – perkara yang sederhana. Seandainya kau memasukkan pasir terlebih dahulu di dalam jug itu, pasti tidak ada tempat untuk batu kecil atau batu – batu itu.

Ini semua akan terjadi dalam kehidupan nyata. Kalau kalian menghabiskan semua waktu dan usaha kalian untuk menyempurnakan semua perkara kecil dan kurang penting itu, pasti tidak tersisa satu tempat pun untuk perkara – perkara yang penting dalam hidup kalian.

Oleh karena itu, kalian harus selalu waspada dan menerima setiap hal yang pokok, demi hidup dan ketenangan kalian. Bertekadlah untuk waspada dalam hal – hal yang berkaitan dengan agamamu, keteguhanmu dalam memegang norma, prinsip, budi dan pekerti. Berbahagialah bersama keluarga kalian, kedua orang tua, saudara – saudara, dan anak – anak kalian. Berikan hadiah kepada teman hidupmu dan ungkapkan cintamu kepadanya. Kunjungilah temanmu dan tanyakan keadaan mereka. Sempatkan waktu untuk memeriksa kesehatan kalian secara teratur. Yakinlah selalu bahwa kalian mempunyai waktu yang cukup untuk perkara – perkara yang pantas untuk diperhatikan dengan sungguh – sungguh.

Adapun perkara yang lain, hanya sebatas pasir saja.

Tatkala professor itu selesai bercerita, salah seorang murid mengangkat tangannya seraya bertanya, “Tapi prof belum menerangkan kepada kami tentang makna secangkir kopi di situ.”


Professor iyu tersenyum kemudian kemudian menjawabnya, “Saya bangga karena ada yang bertanya. Saya tambahkan secangkir kopi untuk mengatakan kepada kalian, bahwa meskipun hidup kalian penuh dengan aktiviti, namun masih tetap ada waktu untuk meneguk secangkir kopi bersama kenalan.”

No comments: