Berjanjilah anak-anak aku
Ketika anak-anak aku bermain becak di padang,
Anak-anak mereka membanting tulang berbecak di bendang sawah,
Ketika anak-anak aku mencak-cak haiwan di zoo,
Anak-anak mereka mencak-cak haiwan peliharaan di bawah rumah,
Ketika anak-anak aku menjenguk Astro kegirangan,
Anak-anak mereka menjenguk masa hadapan yang tidak ketentuan,
Ketika anak-anak aku merunggut phampers kotor dek setitik kencing atau secalit tahi,
Anak-anak mereka menunggu-nunggu phampers yang dibasuh agar kering untuk dipakai semula,
Ketika anak-anak aku berlengkap dengan jaket keselamatan menaiki bot untuk ke pulau berlibur,
Anak-anak mereka hanya berselipang palekat usang di dalam bot mencari rezeki menjala ikan,
Ketika anak-anak aku menunggu pelawaan ayah ibu mereka hendak keluar makan di mana malam ini,
Anak-anak mereka hanya menunggu pulangan ayah ibu mereka dengan makanan yang belum tentu ada,
Anak-anak aku,
Besarlah kau dengan mata dan hati bersaksikan kehidupan mereka yang sebaya mu ini,
Anak-anak aku,
Berjanjilah engkau dengan mata dan hati yang telah menyaksikan semua ketentuan itu,
Berjanjilah engkau di samping mendewasakan anak-anak engkau kelak, kau juga tidak akan lupa dengan anak-anak mereka lain yang mewarisi ketentuan ini.
Anak-anak aku,
Berjanjilah engkau.
lukmanw@gmail.com
http://orangkecilorangbesar.blogspot.com/
5-Mei-2010
3 comments:
rasa insaf bl baca puisi ni..
Salam
Sebenarnya sewaktu mengarap puisi ini saya terasa sebak. Idea dan ilhamnya sudah 2 hari di dalam fikiran cuma tidak terzahir apabila mengenangkan 'anak-anak kita" termasuk anak jantan saya seorang itu yang sungguh bernasih baik.
Terima kasih.
well said and true. will keep u in my blog list.
Post a Comment