Mengapa aku mengeteh dengan rakan-rakan?
FIRST THING FIRST
Seorang professor berdiri di depan murid – muridnya disertai
beberapa perlengkapan mengajar.
Ketika memulai pelajaran, tanpa berbicara, dia mengeluarkan
sebuah jug besar yang kosong, lantas dia memenuhinya dengan batu. Kemudian dia
bertanya kepada murid – muridnya, “Apakah jug ini sudah penuh?”. Para murid
serempak menjawab, “Ya”.
Kemudian dia mengambil sebuah kotak yang berisi batu kecil,
dan menumpahkannya ke dalam jug, lantas menggoyangkannya dengan keras sehingga batu
kecil itu mengisi ruang – ruang kosong di antara batu – batu itu. Kemudian professor
ini kembali bertanya, “Apakah jug ini sudah penuh?”. Para murid serentak
menjawab dengan jawaban yang sama, bahwa jug itu memang sudah penuh.
Setelah itu, dia mengambil kotak kecil yang berisi pasir dan
menuangkannya ke dalam jug. Sudah pasti, pasir itu memenuhi ruang – ruang kosong
dari jug itu. Berikutnya, dia bertanya lagi kepada murid – muridnya dengan
pertanyaan yang sama. Mereka melontarkan jawapan yang sama bahwa jug itu sudah
penuh.
Sesudah itu sang professor mengeluarkan secangkir kopi dan
menuangkan seluruh isinya ke dalam jug itu. Setelah itu, sang professor segera
mengatakan, “Sekarang aku ingin kalian mengetahui, apa makna di balik simulasi
ini.”
Sesungguhnya, jug ini menggambarkan kehidupan setiap orang
dari kalian. Batu – batu itu menggambarkan perkara – perkara pokok dalam
kehidupanmu, iaitu : Agamamu, teman – temanmu, kesehatanmu, keluargamu, dan
akhlakmu. Saat kau kehilangan sesuatu tapi masih memilikinya, kau masih akan
tetap hidup.
Adapun batu kecil mencerminkan perkara – perkara yang penting
dalam kehidupanmu, baik yang berkaitan pekerjaan, tempat tinggal, maupun
kendaraanmu.
Sedangkan pasir mencerminkan hal – hal yang lainnya, atau
boleh kita katakan : perkara – perkara yang sederhana. Seandainya kau
memasukkan pasir terlebih dahulu di dalam jug itu, pasti tidak ada tempat untuk
batu kecil atau batu – batu itu.
Ini semua akan terjadi dalam kehidupan nyata. Kalau kalian
menghabiskan semua waktu dan usaha kalian untuk menyempurnakan semua perkara
kecil dan kurang penting itu, pasti tidak tersisa satu tempat pun untuk perkara
– perkara yang penting dalam hidup kalian.
Oleh karena itu, kalian harus selalu waspada dan menerima
setiap hal yang pokok, demi hidup dan ketenangan kalian. Bertekadlah untuk
waspada dalam hal – hal yang berkaitan dengan agamamu, keteguhanmu dalam
memegang norma, prinsip, budi dan pekerti. Berbahagialah bersama keluarga
kalian, kedua orang tua, saudara – saudara, dan anak – anak kalian. Berikan
hadiah kepada teman hidupmu dan ungkapkan cintamu kepadanya. Kunjungilah
temanmu dan tanyakan keadaan mereka. Sempatkan waktu untuk memeriksa kesehatan
kalian secara teratur. Yakinlah selalu bahwa kalian mempunyai waktu yang cukup
untuk perkara – perkara yang pantas untuk diperhatikan dengan sungguh –
sungguh.
Adapun perkara yang lain, hanya sebatas pasir saja.
Tatkala professor itu selesai bercerita, salah seorang murid
mengangkat tangannya seraya bertanya, “Tapi prof belum menerangkan kepada kami
tentang makna secangkir kopi di situ.”
Professor iyu tersenyum kemudian kemudian menjawabnya, “Saya
bangga karena ada yang bertanya. Saya tambahkan secangkir kopi untuk mengatakan
kepada kalian, bahwa meskipun hidup kalian penuh dengan aktiviti, namun masih
tetap ada waktu untuk meneguk secangkir kopi bersama kenalan.”
No comments:
Post a Comment